Sebuah Kisah Pendakian......... Makhluk halus pun nampaknya perlu bertransaksi antar sesamanya. Buktinya ada Pasar Setan yang selalu ramai tiap malam di puncak merbabu. Hanya isapan jempol? Misteri membuktikannya sendiri.
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Bagi   yang belum pemah mendaki Merbabu, mungkin sulit percaya dengan adanya   Pasar Setan tersebut. Tapi jika ingin bukti, silahkan saja daki  Merbabu.  [mrb/nr]
sumber: http://realitycentre.blogspot.com/2011/01/ada-pasar-setan-di-gunung-merbabu.html
Pasar   Setan! Sepertinya perkataan ini sangat naif didengar telinga kita.  Tapi  fenomena ini sudah lama beredar di lingkungan masyarakat yang  tinggal  di lereng Merbabu, salah satu gunung yang sangat dikeramatkan  di Tanah  Jawa. Konon di puncak, atau barangkali juga di salah satu  bagian gunung  ini terdapat apa yang dinamakan Pasar Setan. Benarkah  begitu? Ini cukup  membuat penasaran. Selain merbabu, ada banyak gunung  angker lainnya di  indonesia, 
Bersama   Team Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) dari salah satu perguruan tinggi   swasta di Jakarta Barat, Misteri berkesempatan mencoba memastikan   tentang keberadaan Pasar Setan Puncak Merbabu itu.
29   Maret 2001 rombongan Mapala berangkat. Team tersebut berjumlah 9  orang,  sudah termasuk Misteri. Mereka adalah: Rudi, Irwan, Jimmy,  Edwin,  Rahmad, Thomas, Amin Ridwan, Sutrisno. Mereka tergabung dari  berbagai  Fakultas.
30   Maret, saat matahari terbit di langit ufuk Timur kami telah sampai di   Kaki gunung Merbabu. Alhamdulilah perjalanan berlangsung sangat tancar   tanpa aral melintang. Sebagai langkah pertama, kami mulai beradapfasi   dengan penduduk di sekitar kaki Gunung Merbabu, yang sebagian besar   masih berbahasa Jawa totok. Maksud tujuan kami beradaptasi yang terutama   adalah untuk mengetahui informasi seluk-beluk tentang kepercayaan   adanya Pasar Setan di puncak Merbabu sana. Tak   banyak hal yang berhasil kami sadap sekaitan fenomena tersebut. Yang   pasti, seusai memperoleh berbagai informasi tentang segala sesuatu di   Merbabu, kami membuat rencana pendakian.
Sambil   menyusun rencana pendakian, untak melepas lelah kami istirahat satu   hari satu malam. Baru pada paginya, tepat jam 08 kami mulai mendaki.   Kondisi team saat mendaki tak jauh bedanya dengan TNI ketika latihan   perang.
Ketika   kami sampal di sebuah area, yang menurut warga setempat disebut Ketong   Songo, kami menemui kejadian yang ganjil. Kenyataan ini membuat kami   sangat penasaran. Ketika berada di area ini, kami bertemu dengan jasad   lelaki yang telah meninggal. Posisi mayat tersebut dalam keadaan semedi.   Anehnya, tubuh lelaki ini sama sekali tidak menebarkan bau busuk.  Hanya  pakaiannya yang nampak lusuh dengan tubuh nampak kering  kerontang.  Benarkah apa yang telah kami lihat? Ini benar kasat mata  nyata adanya.  Semua anggota tim melihatnya.
Mungkin,   keadaan tubuh lelaki paroh baya itu telah sedingin es. Misteri mencoba   mengambil gambar jasad tersebut dengan jepretan kamera. Hampir saja   jantung ini copot. Betapa tidak, ketika Misteri menekan tombol kamera,   tiba-tiba jasad tadi lenyap begitu saja, entah kemana. 
Kejadian   aneh ini disaksikan oleh seluruh anggota tim. Melihat kenyataan ini,   beberapa anggota tim tak dapat menutupi perasaan takut. Mereka   mengusulkan agar pendakian dibatalkan.
Setelah   musyawarah, keputusan yang diambil pendakian akan tetap diteruskan.   Kami berpegang pada prinsif awal, bahwa kedatangan kami ke Merbabu bukan   dengan tujuan tidak baik, apalagi ingin berbuat onar. Dan yang pasti,   kami sepakat untuk selalu mengingat pesan yang diwanti-wantikan oleh   salah seorang tetua warga yang kami temui di lereng kemarin, bahwa   sepatah katapun kami tidak boleh berkata yang berbau melecehkan keadaan   setempat. Juga diwanti-wani agar bila bertemu atau menjumpai apapun  kani  diminta diam, tak perlu banyak komentar apalagi menduga yang   tidak-tidak.
Bismillah!   Akhirnya, kami melanjutkan pendakian. Beberapa jam kemudian kami  sampai  di Tanjakan Setan. Di tempat ini lebih mencekam lagi, mana kala  kami  beristirahat dan merebahkan tubuh kami di bawah tenda. Keputusan   beristirahat ini kami ambil karena hari telah memasuki senja.
Malam   hari, sebuah kejadian aneh kembali berlangsung. Persis pada tengah   malam. Rudi yang terjaga dari tidur mengaku melihat ada 5 jasad   perempuan yang seperti menempel di atas perbukitan dekat kami berkemah.
Rudi   yang terkenal sangat pemberani pelan-pelan membangunkan anggota tim   yang lain, termasuk Misteri. Namun apa yang terjadi, manakala kami semua   telah bangun, ke lima jasad yang tertempel itu pun lenyap. Tapi,   Misteri sendiri sempat melihatnya. Kelima jasad perempuan itu sepertinya   telah lama mati. Tubuh mereka kurus kering dengan pakaian   compang-camping. Entah siapa mereka, Misteri tak berani menyusun dugaan.
Pagi   harinya, dari Tanjakan Setan Misteri mencoba membidikan kamera untuk   merekam alam sekitar Merbabu. Usai itu kami pun mulai melanjutkan   perjalanan menuju Pasar Setan. Di tengah-tengah perjalanan, Thomas yang   telah diperingatkan agar tidak memakai baju merah, rupanya nekad  memakai  baju larangan tersebut. Ujung-ujungnya, Thomas kesasar ketika  hendak  membuang air kecil di dekat salah satu pohon. Dia kesasar  sekitar 250  meter. la baru datang hampir sejam lamanya setelah kami  duluan sampai di  Pasar Setan.
Pasar   Setan! Sebenamya tidak ada yang istimewa dengan tempat berjuluk   menyeramkan ini, terutama pada saat siang. Secara kasat mata semuanya   biasa-biasa saja. Hanya bentangan perbukitan dengan pohon-pohon besar   dan kecil, juga semak-belukar yang merimbun.
Namun,   ketika malam hari tiba, semuanya berubah. Perubahan tersebut terjadi   pada suhu udara yang mendadak sangat dingin, begitupun keadaan di   tenda-tenda kami yang tak jaun dari titik lokasi. Sekitar 300 meter.   Dan, malam Itu, sepertinya kami mendengar sebuah keramaian.
Dengan   sistim perseparoh anggota, kami memastikan arah keramaian tersebut.   Teryata setelah kami lihat dari atas, terlihat di bawah kami nampak   suasana sebuah pasar, tepatnya berada di Tanjakan Setan yang telah kami   lewati senja tadi. Astagfirullah! Bagaimana bisa kenyataan ini terjadi   dalam kebenaran yang sesungguhnya?
Kami   hanya bisa diam seribu bahasa. Kami berkeinginan memberanikan diri   memasuki Pasar Setan itu. Tapi, untuk menuju ke sana pada malam hari   jelas tidak mungkin. Di samping medannya yang cukup berat, juga   kemungkinan adanya resiko gaib. Akhirnya, kami hanya bisa memandangi   Pasar Setan dari kejauhan.
Sekitar   20 menit kami kembali ke tenda. Anggota tim yang sejak tadi berada di   tenda ingin tahu juga tentang keberadaan, pasar dedemit tersebut.   Setelah beberapa jam kemudian anggota tim kedua ini kembali ke tenda,   mereka menyatakan jika pasar itu masih ada. Suara keramaian pasar tersebut tidak kedengaran lagi manakala tim Mapala menyalakan api unggun.
Pagi   harinya, karena penasaran dengan keadaan semalam, kami turun dan   mendatangi lokasi Pasar Setan tersebut. Sesampai di tempat tersebut,   kami tidak menemukan apapun. Jangankan bekas sampah dari berbagai jenis   makanan yang mereka jual, gubug dan barak-baraknya pun tidak ada, apa   lagi gerobak bakso. Padahal, semalam kami melihat pasar tersebut sangat   lengkap. Ada yang jualan es, penjual bakso, penjual soto, penjual   sayur-sayuran, penjual buah-buahan dsb.
Menurut keterangan warga setempat ke beradaan Pasar Setan tersebut memang ada. Dan ini sudah tidak asing lagi. bagi-warga yang mukim di lerang Merbabu
.
Sementara   itu, menyangkut lima jasad wanita yang menempel di perbukitan dan   seseorang yang mati dalam posisi bersemedi tersebut, beberapa warga   setempat menyatakan bahwa sebenarnya di Pasar Setan tersebut, sering   menelan korban. Namun kejadian tersebut sengaja dirahasiakan oleh warga   setempat. Karena bila mereka membocorkan rahasia tersebut, pasti akan   menerima musibah. Entah sakit, entah meninggal. Makanya, mereka lebih   menyayangi nyawa mereka dari pada membocorkan rahasia.
Konon,   kebanyakan korban menimpa pada orang yang bermaksud mencari pesugihan,   atau orang yang tidak ijin ketika hendak memasuki Pasar Setan.  Makanya,  warga selalu mengingatkan para pendatang, pendaki, atau  pencari  pesugihan, agar sebelum memasuki lokasi Merbabu harus memberi  salam  terlebih dahulu
sumber: http://realitycentre.blogspot.com/2011/01/ada-pasar-setan-di-gunung-merbabu.html



No comments:
Post a Comment